Rabu, 27 Januari 2016

lokomotif cc200


Lokomotif CC200

Memasuki tahun 1950, lokomotif uap mulai masuk era barang antik seiring tidak lagi diproduksi oleh pembuatnya baik di Eropa maupun di Amerika. Namun demikian, untuk mengubah lokomotif penarik kereta api dari lokomotif uap ke lokomotif diesel yang lebih modern bukanlah perkara mudah. Berbagai diskusi terus dilakukan para petinggi DKA (Djawatan Kereta Api) saat itu. Maklum saja, pada masa itu belum ada orang yang mengerti terhadap perawatan dan operasional lokomotif diesel. Presiden Republik Indonesia, Ir Soekarno pun kemudian menyetujui pembelian lokomotif diesel tipe elektrik.
Lokomotif CC200 merupakan lokomotif diesel pertama yang dipesan sebanyak 27 buah oleh DKA (Djawatan Kereta Api) dari pabrik General Electric (Amerika Serikat) pada tahun 1953. Lokomotif CC200 memiliki berat 96 ton, memiliki 3 bogie, yaitu 2 bogie penggerak dan 1 bogie idle. Dengan bermotor diesel ALCO 244E, motor diesel jenis 4 tak dan berkekuatan 1600 tenaga kuda, lokomotif CC200 mampu melaju hingga 100 km/jam.
Lokomotif CC200 dilengkapi dengan dua kabin masinis di kedua ujungnya agar masinis mempunyai pandangan yang lebih luas. Body CC200 memiliki tampilan streamline yang aerodinamis.
Pada bulan September 1953, 16 buah Lokomotif CC200 berhasil tiba di pelabuhan Tanjung Priuk (Jakarta) dan pada tahun 1954 datang 11 buah. Pada 2 Oktober 1953, untuk pertama kalinya lokomotif CC200 dilakukan uji coba oleh masinis Djoko Soejoto pada rute Manggarai – Tanah Abang. Agar lokomotif CC200 dapat ditangani secara detail dan baik, beberapa sarjana muda yang direkrut DKA saat itu dikirim ke pabrik General Electric di Amerika Serikat untuk menimba ilmu dan belajar mengenai lokomotif diesel selama 6 bulan.
Dalam peresmian operasional lokomotif diesel terbaru ini pada tahun 1953, Presiden Republik Indonesia, Ir Soekarno bersama beberapa menteri turut mencoba menikmati rangkaian kereta penumpang yang ditarik oleh lokomotif CC200.
Selama perjalanan karirnya diperkeretaapian Indonesia, Lokomotif C200 pernah menjadi lokomotif kebanggaan Republik Indonesia, salah satunya pada saat Konferensi Asia Afrika di kota Bandung pada tahun 1955, lokomotif CC200 ini menjadi lokomotif penarik yang membawa peserta konferensi dari Jakarta ke Bandung.
Diawal operasionalnya, lokomotif CC200 pernah digunakan untuk menarik rangkaian kereta  penumpang seperti Patas Bandung (Bandung – Jakarta), Bintang Senja (Surabaya Kota – Solo – Semarang – Jakarta), Bintang Fajar (Jakarta – Semarang – Solo – Surabaya Kota) dan Jaya (Surabaya Pasar Turi – Cepu – Semarang – Gambir). Pada tahun 1976, lokomotif CC200 secara rutin menarik kereta penumpang Senja Yogya (Yogyakarta – Jakarta). Selain untuk menarik kereta penumpang, lokomotif CC200 juga pernah menarik angkutan barang baja koil. Mulai tahun 1990, lokomotif CC200 hanya digunakan untuk menarik rangkaian kereta api rute jarak pendek, seperti kereta lokal rute Cirebon – Cikampek dan kereta lokal rute Cirebon – Ciledug.
Diusianya yang semakin tua, lokomotif CC200 hanya tersisa 3 buah di Dipo Lokomotif Cirebon, yaitu Lokomotif CC200 08, CC200 09 dan CC200 15 dalam kondisi yang memprihatinkan. Melihat kenyataan tersebut, kelompok pecinta kereta api membentuk kelompok kerja Friends of CC200 pada bulan Oktober 2001 dan kemudian kelompok keja ini bernaung di bawah organisasi IRMC (Indonesian Railway Modeler Club). Pada bulan Mei 2002, IRMC mengirim proposal pelestarian lokomotif CC200 kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero). Pada bulan Juni 2002, proposal pelestarian Lokomotif CC200 disetujui oleh Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Omar Berto. Kelompok kerja Friends of CC200 tidak lagi bernaung di bawah IRMC dan kemudian membentuk organisasi pecinta kereta api yang lebih mandiri yaitu IRPS (Indonesian Railway Preservation Society) pada 25 Juni 2002.
Pada bulan Oktober 2002, lokomotif CC200 15 siap beroperasi kembali. Lokomotif CC200 15 dapat beroperasi kembali dengan mengambil komponen mesin yang masih dapat digunakan dari lokomotif CC200 08 dan CC200 09. Lokomotif CC200 08 dan CC200 09 yang sudah tidak dapat dioperasionalkan lagi kemudian dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta pada bulan Agustus 2007 untuk disimpan.
CC20009 by yogyaCC20008 by yogya
Lokomotif  CC20009 (kiri) dan CC20008 (kanan) yang saat ini berada didalam Balayasa Yogyakarta.
Lokomotif CC200 15 saat ini berada di Dipo Lokomotif Cirebon dan ditugaskan sebagai kereta administrasi dan penarik kereta wisata.
Proses restorasi CC20015 dalam foto.
1.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 2.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 3.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 4.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 5.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 6.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 7.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 8.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 9.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 10.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 11. Proses Restorasi Lokomotif CC20015 12.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 13.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 14.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 15.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 16.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 17.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 18.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 19.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 20.Proses Restorasi Lokomotif CC20015 21.Proses Restorasi Lokomotif CC20015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar